Header Ads

Header ADS

Pelajaran dari Nelayan Miskin

Sebagai seorang nelayan kecil yang pekerjaanya mengail ikan dilaut untuk menghidupi keluarganya, sehari mengail belum tentu akan mendapatkan hasil. Namun ketila seekor ikan menggelapar terkait mata kailnya, tiba-tiba datang seseorang dan merampas hasil tangkapannya.

“Hai! Berikan ikan itu padaku !” kata orang itu.

“Tapi ikan ini hasil tangkapanku,” jawab si nelayan.

“Masa bodoh !” teriak orang itu seraya merampas ikan itu dari tangan nelayan dengan kasar.

Tanpa dapat mencegahnya nelayan yang lemah itu hanya menatap orang yang merampas ikannya pergi meninggalkan tempat itu dengan pandangan kosong.

“Ya Allah, mengapa kau ciptakan aku sebagai orang yang lemah seperti diriku ini. dan kau ciptakan orang lain lebih kuat dan gagah, sehingga dia bertindak sewenang-wenang kepada orang yang lemah seperti aku ini, maka ciptakanlah ya Allah, makhluk lain yang lebih kuat dari dia, yang dapat mengalahkan dia agar menjadi pelajaran dan peringatan bagi umat semua,” ratap nelayan itu dalam do’anya.

Tanpa memperdulikan keluhan nelayan miskin, orang kasar itu pulang dan membakar ikan hasil rampasannya. Dengan nafsunya ia akan menyantap ikan bakar yang ada di atas mejanya. Namun malang baginya, ketika akan mengambil dan memakan ikan itu, sebuah duri mencocok jari tangannya.

“Ah !” orang itu memekik kesakitan.

Dan dengan seizin Allah, tangan yang kena duri ikan itu makin hari makin bertambah parah lukanya. Bagaikan kanker yang ganas, luka yang menjadi borok itu merambat ke lengan tangannya.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengobati lukanya, tetapi tidak juga sembuh, bahkan sampai harus di potong sebatas sikunya.

Tetapi meskipun tangannya sudah dipotong, baksil-baksil yang menyebabkan infeksi di tangan itu masih saja semakin mengganas hingga orang itu nyaris menjadi putus asa.

Dalam keputusasaannya, ketika ia tertidur bermimpi seolah-olah mendengar suara nelayan yang ikannya pernah dirampas beberapa waktu dulu. “Kembalikan hak itu kepada pemiliknya, itu bukan hakmu !”

Seketika orang itu terbangun dari tidurnya, hatinya termangu. Ada perasaan bersalah pada dirinya yang selama ini tak pernah disadarinya. Hati nuraninya tersentuh akibat peringatan nelayan lewat mimpinya.

“Ya, itu memang bukan hakku. Aku harus mengembalikan kepada pemiliknya,” kata hati orang itu yang melecuti perasaannya.

Dengan sikap yang tegas dan hati yang mantap dilangkahkan kakinya mencari nelayan miskin yang pernah dirampas ikannya itu. Setelah dijumpainya, orang itu menyerahkan uang sepuluh ribu dirham sebagai tebusan seekor ikan yang pernah dirampasnya beberapa waktu yang lalu.

Hatinya kini merasa lega, dia merasa terbebas dari kutukan perasaan yang selama ini menghantuinya.

Alhamdulillah. Atas seizin Allah pula sejak saat itu luka di tangannya mulai membaik. Baksil-baksil dan ulat yang menggerogoti tangannya berangsur-angsur mati dan hilang, dan luka itu menjadi sembuh. Tangan yang membusuk dan hampir diamputasi lagi sampai sebatas lengan kini telah sembuh. Lelaki itu kini telah dapat mengambil hikmah dari apa yang pernah diperbuatnya.

###

Nah, dari cerita di atas kita dapat mengambil hikmah bahwa mengambil hak orang lain itu tidak boleh, karena Allah swt tidak suka dengan hambanya yang suka merampas hak milik orang lain. Allah akan menimpakan azab kepada siapapun hambanya yang berdosa.

Referensi:


Rahimsyah,MB. TT. Dogeng Pengantar Tidur (Kumpulan Dongeng Islam). Jakarta: Pustaka Indonesia

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.